Skip to main content

Menemukan-Mu dalam Hidupku


Berapa banyak dari kita yang pernah merasa ‘kehabisan waktu’ atau merasa ‘kurang waktu’? Rasanya setelah sehari penuh kita melakukan aktivitas, mengerjakan tugas dan tanggung jawab, masih ada saja hal yang belum selesai kita lakukan. Atau, masih ada tugas dan pekerjaan yang belum dikerjakan. Mungkin kadang kita merasa banyak hal telah kita lakukan hingga kita kekurangan waktu untuk istirahat. Mungkin rasanya seperti waktu yang ada sangat sedikit. Hingga belakangan muncul istilah ‘quality time’, ‘healing’, dan istilah-istilah yang merujuk pada memberi waktu untuk diri sendiri maupun orang terdekat, pergi ke suatu tempat untuk menenangkan diri, mencari hiburan, dan sejenisnya.

Namun pertanyaannya, dari 7x24 jam yang kita habiskan tersebut, berapa banyak yang telah kita beri untuk Tuhan? Kita mencoba menyisihkan waktu untuk istirahat, untuk menghibur diri, dan sejenisnya, namun apakah kita juga telah memberi waktu untuk mencari Tuhan dalam setiap aktivitas kita?

 

Kadang tanpa kita sadari, semua kesibukan dan kepentingan kita memenuhi hidup kita, dan kita lupa satu hal yang esensi, yaitu Pribadi Tuhan itu sendiri. Kita lupa bahwa di atas semua, yang terpenting adalah menemukan Tuhan dalam hidup kita.


Orang yang jahat tidak mengerti keadilan,

tetapi orang yang mencari TUHAN mengerti segala sesuatu.

Amsal 28:5


Kadang kita kebingungan dengan semua persoalan yang kita hadapi, sementara firman Tuhan dengan jelas mengatakan bahwa ketika kita ingin mengerti segala sesuatu, jawabannya adalah dengan mencari Tuhan.


Dalam satu hari (24 jam), berapa waktu yang kita beri untuk mencari Tuhan?


 

(Adinda Rukmi)

Comments

Popular posts from this blog

Masihkah Kita Menghormati Tuhan?

Pada 7 Januari 2024 dalam tidur saya, saya bermimpi. Sebuah mimpi yang cukup singkat, namun mengusik hati saya. Dalam mimpi tersebut, saya seperti sedang memimpin sebuah Persekutuan yang tidak terlalu besar. Pada awalnya belum banyak orang yang hadir, namun lama-lama orang-orang berdatangan. Saya melihat anak-anak kecil, kira-kira seusia SD hingga SMP berdatangan dengan polos, ada wajah sukacita pada mereka. Saya sudah hendak memulai Persekutuan tersebut ketika tiba-tiba di sisi lainnya ada orang-orang dewasa yang tiba-tiba sudah berdiri disana, sepertinya hendak mengikuti Persekutuan itu juga. Mereka Nampak mengenakan pakaian berupa jas yang rapi dan resmi. Ketika Persekutuan mulai berjalan, anak-anak yang hadir tadi menyembah dengan khusyuk, namun sewaktu saya menoleh ke barisan orang-orang dewasa berjas tadi, mereka terlihat sibuk dengan diri mereka sendiri dan mulai menimbulkan kegaduhan yang mengganggu suasana ibadah. Dalam mimpi itu, saya mulai merasa terganggu dan menoleh

Mau menakar TUHAN dengan inderamu yang penuh dosa?

DIA adalah TUHAN yang tidak bisa ditakar dengan indera kita yang telah ikut jatuh ke dalam dosa. Sewaktu Musa mati, Bangsa Israel mengalami duka yang mendalam. Mereka meratapi kepergian Musa selama kurang lebih satu bulan. "Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya." (Ulangan 34:8a) Tentu hal ini sangat ‘manusiawi’ karena Musa had been with them for a long time. Bahkan Musa ada bersama mereka semenjak mereka masih di tanah perbudakan. Meski awalnya orang-orang Israel meragukan Musa, namun tidak bisa dipungkiri, Musa telah menjadi pemimpin, bahkan “Bapak” bagi Bangsa Israel dalam perjalannnya. Namun ada sebuah ‘fakta’ bahwa mungkin ketika bangsa Israel masih dalam suasana duka karena kepergian Musa, tiba-tiba Tuhan berfirman bahwa hamba-Nya Musa, yang telah Ia sertai sekian lama, telah mati. Lalu Tuhan menunjuk Yosua untuk menyelesaikan mandat yang diberikan kepada Musa. Tuhan berjanji, bahwa seperti Tuhan menyertai Musa, demikian Tuhan akan meny

Dimana fokusnya?

Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?  - Matius 6:27 (TB)   Jika kita membaca perikop firman Tuhan dari  ayat di atas, judul perikopnya: “Hal Kekuatiran”. Biasanya jika membaca perikop ini, kita cenderung terfokus mengenai mengatasi kekuatiran karena Tuhan telah menyediakan segala sesuatunya bagi kita. Tentu hal ini tidak salah dan memang tertulis demikian jelas di Alkitab.   Namun mari kita mampir sebentar ke ayat yang ditulis oleh versi Amplified Bible, disana ditulis demikian: “Set your mind and keep focused habitually on the things above (heavenly things), not on things that are on earth (which have only temporal value” (Colossians 3:2 AMP). Jika diterjemahkan bahasa Indonesia   nya, artinya kurang lebih  yaitu kita diingatkan untuk fokus pada hal-hal yang bersifat sorgawi dan bukan duniawi, yang sifatnya hanya sementara.   Dalam perikop kita di Matius 6, pada ayat ke 25 kita diingatkan bahwa seringkali kit