DIA adalah TUHAN yang tidak bisa ditakar dengan indera kita yang telah ikut jatuh ke dalam dosa.
Sewaktu Musa mati, Bangsa Israel mengalami duka yang mendalam. Mereka meratapi kepergian Musa selama kurang lebih satu bulan. "Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya." (Ulangan 34:8a)
Tentu hal ini sangat ‘manusiawi’ karena Musa had been with them for a
long time. Bahkan Musa ada bersama mereka semenjak mereka masih di tanah
perbudakan. Meski awalnya orang-orang Israel meragukan Musa, namun tidak bisa
dipungkiri, Musa telah menjadi pemimpin, bahkan “Bapak” bagi Bangsa Israel
dalam perjalannnya.
Namun ada sebuah ‘fakta’ bahwa mungkin
ketika bangsa Israel masih dalam suasana duka karena kepergian Musa, tiba-tiba
Tuhan berfirman bahwa hamba-Nya Musa, yang telah Ia sertai sekian lama, telah
mati. Lalu Tuhan menunjuk Yosua untuk menyelesaikan mandat yang diberikan
kepada Musa. Tuhan berjanji, bahwa seperti Tuhan menyertai Musa, demikian Tuhan
akan menyertai Yosua. Dalam masa ini, Tuhan seolah ‘tidak peduli’ dengan
kematian Musa. Di saat orang Israel
mungkin masih belum ‘move on’ dari kesedihannya kehilangan Musa, Tuhan
sudah mengambil Langkah untuk menunjuk Yosua meneruskan memimpin Bangsa Israel,
bahkan Tuhan akan menyertainya seperti menyertai Musa.
Sesudah Musa hamba Tuhan TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian: "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.
Mari kita jujur, mungkin di part
ini, rasa-rasanya Tuhan tidak memiliki ‘perasaan’. Namun percayalah, kita tidak
pernah bisa menakar pekerjaan Tuhan, rencana Tuhan, dengan mata, hati, dan
pikiran kita yang telah tercemar oleh dosa ini. Tuhan sangat mengerti apa yang
sedang IA lakukan.
Nyatanya, meratapi kepergian Musa
saja memang tidak akan merubah apapun. Tetapi membangkitkan seorang pemimpin
dan bapak bagi generasi tersebut, adalah hal besar yang kemudian akan membawa
Bangsa Israel kepada janji TUHAN, yaitu Tanah Perjanjian itu sendiri.
God always hundreds steps ahead
of us. Kita nggak pernah bisa lihat lebih jauh dari yang Tuhan lihat. Mata,
hati, pikiran kita yang tercemari oleh dosa, dan ditambah pula dengan pikiran
kita yang memang ngga bisa lihat jauhhhhh ke depan, jelas jauhhhh berbeda
dibandingkan dengan Tuhan yang mulia, yang berkuasa, yang kudus, penuh kasih,
dan selalu dapat melihat apa yang lebih diperlukan manusia.
Jadi berhenti menakar pikiran dan
hati Tuhan dengan indera kita yang penuh dosa, karena seringkali justru dari sana tanpa sadar kita menaruh rasa curiga dan tidak percaya pada TUHAN dan setiap rencana serta kehendak-Nya. Tiba-tiba kita meragukan janji-Nya, kita meragukan kebaikan-Nya.
Mari belajar percaya,
He is hundreds, even thousands, steps ahead of you.
Dia selalu lebih tahu yang terbaik bagi kita. 😊
Adinda Rukmi
Comments
Post a Comment